Deskripsi Ragam Hias Motif Dinding Ai dan Sanan Empeg Tenun Ikat Geringsing

  • Luh Wina Sadevi Sekolah Tinggi Desain Bali
Keywords: Key words : Ikat, double ikat, ikat Geringsing, Motif, Ornament

Abstract

Indonesia has various kinds of textiles, including batik,  ikat, ulos, and songket which are made in different styles in each region in Indonesia. There are three types of ikat that are still produced on several islands in Indonesia today. For double ikat, only known in three places in the world, there are India, Japan, and Indonesia. One of the region in Indonesia that still produces double ikat is Tenganan Pegeringsingan, Bali,  which is called Geringsing ikat. Geringsing ikat is made up of various motifs, including Dinding Ai and Sanan Empeg motif, where both motifs consist of geometric decoration, stylation of natural shapes such as the sun, and stilation of organic decoration in the form of plants.

Key words : Ikat, double ikat, ikat Geringsing, Motif, Ornament

 

Indonesia memiliki berbagai macam tekstil, diantaranyya batik, tenun ikat, ulos, dan songket yang dibuat dalam gaya yang berbeda-beda di masing-masing daerah di Indonesia. Ada tiga jenis tenun ikat yang masih di produksi di beberapa pulau di Indonesia hingga saat ini. Untuk tenun ikat ganda, hanya dikenal di tiga tempat di dunia, yaitu India, Jepang, dan Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia yang hingga kini masih memproduksi tenun ikat ganda, yaitu Tenganan Pegringsingan, Bali yang disebut dengan tenun ikat Geringsing. Tenun ikat Geringsing terdiri dari berbagai macam motif, diantaranya motif Dinding Ai dan Sanan Empeg, dimana kedua motif tersebut terdiri dari ragam hias geometris, stilasi dari bentuk alam seperti matahari, dan stilasi dari ragam hias organis yang berupa tumbuh-tumbuhan.

 

Kata Kunci: Tenun ikat, Tenun ikat ganda, Tenun Ikat Geringsing, Motif, Ragam Hias.

Published
2020-05-02
How to Cite
Sadevi, L. (2020). Deskripsi Ragam Hias Motif Dinding Ai dan Sanan Empeg Tenun Ikat Geringsing. Jurnal Da Moda, 1(2), 27-31. https://doi.org/10.35886/damoda.v1i2.79