KELESTARIAN BUDAYA DAN ADAT DI DESA TENGANAN PEGRINGSINGAN KARANGASEM BALI
Keywords:
Bali, Fashion, Tenganan Pegringsingan, Tenun GringsingAbstract
Bali dikenal memiliki kebudayaan yang masih kuat hingga sekarang. Masih banyak masyarakat yang mempertahankan tradisi dan memegang teguh adat istiadat. Kebudayaan yang dimaksud seperti dalam laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ialah tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus. Salah satu desa yang sangat terkenal dan kental akan budayanya dan masih eksis hingga saat ini, tak terkecuali yakni Desa Tenganan Pegringsingan. Desa Tenganan Pegringsingan terletak di ujung timur pulau Bali tepatnya di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa ini berjarak sekitar 17 kilometer dari Pusat Kota Amlapura, 5 kilometer dari Pantai Candidasa, dan sekitar 65 kilometer dari Kota Denpasar. Kehidupan masyarakat di Desa Tenganan berbeda dengan desa yang lainnya. Masyarakat desa di sini mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat desa Bali Aga (pra-Hindu). Sistem kemasyarakatan Desa Tenganan sangat unik karena masyarakat Desa Tenganan hanya terdiri dari penduduk asli desa setempat yang artinya tidak ada masyarakat yang berasal dari luar desa. Hal ini disebabkan karena sistem pernikahan yang dianut masyarakat setempat adalah sistem parental. Di mana perempuan dan laki-laki dalam keluarga memiliki derajat yang sama dan berhak menjadi ahli waris. Perempuan juga sama harkatnya dengan laki-laki, di mana perempuan memiliki hak waris. Hak waris tersebut baik harta maupun benda, serta keahlian dalam menenun yang diwariskan kepada anak perempuan. Tenun dari Desa Tenganan tak kalah menarik, tenun gringsing terbuati pewarna alam dan teknik double ikat. Tenun gringsing sangat banyak diminati terutama di industri fashion




