KAJIAN STRATEGI SENSORY MARKETING DARI “CHANEL”
DOI:
https://doi.org/10.35886/damoda.v5i2.503Keywords:
sensory marketing, emotional branding, highfashionAbstract
Di tengah persaingan di industri fesyen yang semakin ketat, maka munculah konsep sensory marketing. Konsep ini muncul karena ada perubahan pada pola konsumsi konsumen yang saat ini lebih mementingkan unsur pengalaman dari harga. Paper ini bertujuan untuk menyajikan konsep “sensory marketing” dan bagaimana ia bekerja melalui studi kasus brand fashion ternama yaitu Chanel. Brand ini sudah berusia 119 tahun dan masih berjaya hingga saat ini. Paper ini membahas bagaimana chanel menerapkan strategi sensory marketing. Hasil dari studi menemukan bahwa sensory marketing bekerja mulai dari stimulasi sensor (lima panca indra manusia) yang mendatangkan sensasi (emosi yang datang dari stimulasi sensor), dan akhirnya membentuk ekspresi sensori (pengalaman unik khas brand). Selain itu studi juga menemukan bahwa untuk menghasilkan sensori marketing yang otentik maka cerita historis suatu brand haruslah kuat dan perlu diceritakan secara konsisten di semua chanel brand: toko fisik, kemasan, layanan, sosial media, dan platform digital brand. Hasil penelitian bermanfaat bagi para semua pemilik brand fashion di Indonesia.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Devanny Gumulya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.